Kumpulan formasi ‘es batu’ ini adalah hasil kolaborasi dua biro desain asal Paris, Zone of Utopia dan Mathieu Forest Architecte. Berdiri di tengah pelataran yang cukup luas, wujudnya jadi terlihat seperti monumen dibanding sebuah gedung. Xinxiang Cultural Tourism Center memang dibuat untuk menjadi ikon arsitektural distrik wisata olahraga musim dingin di wilayah Xinxiang, China.
Proyek Xinxiang Cultural Tourism Center dimulai pada 2019 dan selesai dibangun pada 2021, di atas lahan seluas 28.200 meter persegi. Total ada 9 bangunan berbentuk kubus yang seolah terapung sebagian atau sepenuhnya di atas kolam. Terlihat seperti es yang mulai mencair. Dua kubus terletak terpisah dan tujuh lainnya saling bersinggungan atau bertumpuk dengan sudut yang berbeda-beda sehingga membentuk serangkaian teras terbuka yang menghadap ke plaza dan kolam di sekitarnya, atau membentuk kantilever dan menjadi atap bagi jalur manusia di bawahnya.


Tujuh kubus yang berkumpul di tengah menjadi bangunan utama. Dua kubus yang terletak jauh dari area pusat berisi toko dan restoran. Keduanya terhubung ke bangunan utama melalui jalur perkerasan yang melintasi kolam.
Bangunan utama punya akses masuk dari arah utara yang merupakan akses pejalan kaki utama, kubus-kubus tersebut saling mendekat membentuk celah vertikal sepanjang 34 meter yang mempersilahkan pengunjung untuk masuk ke dalamnya. Celah tersebut tercipta antara dua massa kubus yang masing-masing menampung fungsi café dan area bermain anak.

Dari lobi, pengunjung juga punya akses ke hall yang jadi ruang pamer serta ke area baca yang punya teras luar di atas kolam. Dari bangunan ruang baca, pengunjung bisa berjalan menyusuri jalur di atas kolam untuk sampai ke kubus terpisah yang merupakan bangunan restoran.

Sementara satu lagi massa kubus yang terpisah berfungsi sebagai toko, berada di sisi lain bangunan utama dan bisa diakses melalui café.
Para ‘es batu’ ini terlihat menakjubkan kapanpun kita melihatnya. Di siang hari, penampilannya yang sederhana seperti menyimpan misteri yang membuat orang penasaran untuk mendekatinya. Tekstur fasad kaca yang terdiri dari banyak kristal es, menyaring cahaya yang masuk ke interior sekaligus menyamarkan suasana interior dari luar bangunan. Pola kristal-kristal es tadi juga menangkap dan memantulkan sebagian cahaya yang menimpanya, sehingga bangunan jadi terlihat seperti bongkahan besar es batu dengan seseuatu hidup di dalamnya.



Seiring perubahan cuaca dan musim, fasad bangunan juga menampilkan wajah yang berbeda. Menangkap cahaya dari langit yang bervariasi. Terkadang putih cerah, kelabu seperti langit yang mendung, buram seperti es yang keruh, hingga memantulkan matahari dan awan yang terlihat pada tekstur es di fasad.
Wujudnya di malam hari tidak kalah indah. Fasad bangunan sepenuhnya diberi penerangan hingga turut menerangi area di sekitarnya. Cahaya di dalam ruangan membuat bangunan semakin terlihat dramatis, menambah daya tarik yang membuat orang penasaran ingin mengunjunginya atau mengunjunginya lagi.




Collaborating companies :
Local Design Architect : Henan Urban Planning Institute & Corporation
Structure: Arup Group Limited
Curtain wall / facades : EDUTH
Landscape design : Hassell Shanghai
Landscape design construction : QIDI Shanghai
Lighting : PROL
Interior design : WU:Z DESIGN
Leave a Reply