Tinggal di tengah kota menjadi pilihan banyak orang demi mendekatkan mereka ke tempat aktivitas hariannya. Mereka mau berkompromi soal luas hunian yang bisa sangat terbatas, seperti rumah yang berada di kawasan padat penduduk di Tokyo ini. Sang pemilik meminta studio Unemori Architects untuk menciptakan sepetak kenyamanan untuknya di tengah ibu kota.
Luasan yang terbatas selalu menjadi proyek yang menantang bagi para arsitek. Seperti rumah ini yang berada di lahan seluas 26 meter persegi saja. Unemori Architects merancangnya dari bentuk kotak-kotak yang ditumpuk. Fasad menggunakan baja galvanis bergelombang berlapis semen. Efisiensi ruang menjadi hal mutlak yang harus bisa dicapai dengan desain.
Pola hidup pemiliknya sangat sibuk. Baginya, seluruh kota ini adalah rumahnya. Ia sering makan di luar rumah atau mandi di pemandian umum. Hal-hal tersebut bisa jadi sangat membantu mengurangi fungsi-aktivitas yang harus diwadahi ruang-ruang di rumah mungil ini.
Bangunan rumah disusun dari struktur rangka kayu. Lantai bagian atas sedikit dimundurkan dari jalan untuk membentuk teras kecil. Massa bangunan juga dibuat tidak menempel dengan tetangga sehingga masih ada jarak untuk cahaya dan udara mengalir masuk ke dalam bangunan melalui jendela-jendela lebarnya.
Jendela-jendela tersebut berada di setiap sisi bangunan sehingga memberi jalan bagi cahaya matahari sepanjang hari. Bisa anda bayangkan menderitanya jika rumah semungil ini tidak punya akses cahaya dan sirkulasi udara yang baik.
Total luas rumah ini 51 meter persegi yang terbagi dalam dua lantai. Ada lantai semi basement dan lantai dasar. Tinggi langit-langitnya sekitar 1,9 meter hingga 4,7 meter di area void tengah. Struktur kayu di langit-langit diekspos sebagai detail dekoratif pada interior.
Di lantai semi basement terdapat kamar tidur, kamar mandi dan ruang penyimpanan. Area makan dan dapur berada di lantai dasar, tapi tidak selevel dengan pintu masuk.
Ada area penerima di balik pintu masuk yang tingginya selevel dengan jalan. Jika turun ke bawah menuju zona privat penghuni, jika ke atas ada ruang makan dan dapur yang berkonsep open layout. Area ini sekilas seperti lantai mezzanine karena posisinya yang tidak terlalu tinggi.
Bahkan lemari-lemari penyimpanan di bawah meja dapur dibuat memanjang hingga bagian depan rumah, menjadi tempat penyimpanan di area penerima yang tingginya selevel dengan mata manusia.
Desain kamar tidur dengan dua pintu masuk terlihat agak aneh. Ternyata itu merupakan solusi dari arsitek atas keinginan pemilik untuk punya kamar lebih banyak, bila sewaktu-waktu ia ingin menyewakan rumah ini. Pasang partisi di bagian tengah, maka kita akan punya dua kamar tidur yang berukuran lebih kecil. Tertarik untuk menyewa tempat ini saat pelesir ke Tokyo?
dsgntalk 
Leave a Reply