Mecanoo menyelesaikan proyek interior mereka yang sangat keren di kota Tilburg, Belanda. Sebuah perpustakaan bernama LocHal yang dirancang di dalam bangunan bekas depo lokomotif dari tahun 1932. Namanya diambil dari singkatan kata ‘Locomotive Hall’, dan berada di sebelah stasiun kereta Tilburg. Mecanoo bekerjasama dengan beberapa desainer lain untuk menyelesaikan perpustakaan kelas dunia ini.
Kita di Indonesia benar-benar harus belajar dari mereka tentang cara melestarikan gedung-gedung tua. Kita bisa lihat bagaimana saat ini LocHal seperti manula yang tiba-tiba semua organ tubuhnya kembali sehat seperti saat ia muda, dan siap mengarungi puluhan tahun lagi menuju jaman yang benar-benar berbeda dari masanya.
LocHal diisi dengan Bibliotheek Midden-Brabant atau perpustakaan publik, Kunstloc Brabant atau pusat pengetahuan dan keahlian untuk budaya dan seni di wilayah ini, Brabant C atau investasi dana regional bagi kebudayaan dan industri kreatif, dan Seats2Meet sebagai ruang kerja bersama /co-working spaces. Mecanoo bertanggung jawab pada rancangan interior Bibliotheek Midden-Brabant, Kunstloc Brabant dan Brabant C yang meliputi luas 7000 meter persegi, termasuk 1300 meter persegi untuk ruang-ruang kantor.

LocHal telah menjadi ‘living room’ baru bagi Tilburg, ruang publik bagi warga tua dan muda untuk membaca, belajar, bertemu atau berkumpul. LocHal juga wadah warga untuk menguji, menciptakan, memamerkan, atau menampilkan inovasi-inovasi terbaru yang mereka buat.
Dalam merancang interior LocHal, Mecanoo tidak melupakan sejarah perkeretaapian di Tilburg, industri tekstilnya, hingga taman hiburan Efteling yang telah ada sejak 1952. Mecanoo membuat semua itu menjadi nyata dalam rancangan interior LocHal. Elemen-lemen bersejarah berpadu dengan penambahan kayu oak dan baja yang baru.

Palet warna merah dan jingga menghangatkan suasana ruangan. Mecanoo membuat beragam tema interior yang playful dan inovatif untuk menciptakan atmosfer yang sesuai bagi fungsi-fungsi yang diwadahi setiap ruang atau area. Karena suasana untuk rapat, berkolaborasi, dan bekerja dengan konsentrasi penuh, memerlukan atmosfer yang berbeda.

Salah satu tempat yang paling eye-catching di LocHal adalah café dengan bar berwarna merah, keramik berwarna coklat dan emas, serta lampu neon membentuk logo LocHal di atasnya. Penumpang kereta yang melintas dengan mudah mengenalinya.

Café ini punya ‘meja kereta’ yang lebar. Di sebut demikian karena meja ini punya roda kereta dan berada di atas rel tua. Meja ini bisa digeser mendekati bar sebagai meja tambahan, digabungkan untuk membentuk pangggung atau catwalk, atau digeser menyusuri rel ke luar untuk keperluan panggung outdoor.

Fitur lain yang dirancang Mecanoo adalah jalan yang dibuat sejajar dengan kolom-kolom asli. Lapisan cat lama masih bisa terlihat pada kolom-kolom industrial itu. Dengan tambahan meja-meja kayu dan pencahayaan yang baik, pengunjung bisa menggunakan area ini untuk belajar dan membaca.

Dinding berupa rak buku dari kayu ek memisahkan area kantor dari jalan interior tadi. Loker untuk penyimpanan barang diselingi dengan etalase transparan, membentuk komposisi yang playful. Di sisi Selatan, ada lemari baja tinggi yang menegaskan batasan area kerja dan area rapat.
Perpustakaan anak mengambil inspirasi dari Efteling. Meja-meja dan rak bukunya berbentuk pensil dan penggaris. Di Youth Zone ada kursi-kursi kereta api berwarna-warni dan meja-meja untuk berbagai keperluan belajar, dari mulai bekerja dengan konsentrasi, berkolaborasi, atau rapat.

Zona ini juga punya GameLab, salah satu ‘laboratorium’ yang ada di LocHal, selain DigiLab, FutureLab, Mobile FoodLab, KennisMakerij (LearningLab), TijdLab (TimeLab), StemmingMakerij (DialogueLab), dan WoordLab (WordLab).
Area DigiLab mungkin akan jadi tempat favorit pengunjung tua dan muda yang ingin bereksperimen dengan media, perkakas, atau perangkat lunak terbaru. Mengedit foto, video, atau membuat aplikasi permainan, hingga mesin cetak 3D lengkap dengan layar hijau untuk keperluan membuat film animasi. Nuansa logam seperti perunggu, perak dan emas menjadi tema area ini.
Tangga-tangga lebar yang tersebar di seluruh hall bukan hanya dirancang untuk fungsi sirkulasi vertikal. Sebagian tangga ini dibuat dengan kayu oak, dan bisa menjadi tempat duduk yang sangat fleksibel. Pengunjung bisa mengatur sendiri letak / tatanan yang mereka butuhkan untuk bekerja dengan laptop, membaca, atau rapat informal dengan rekan.
Perpustakaan, Kuntsloc dan Brabant C berbagi area kantor yang sama, yang menyediakan beragam tipe ruang kerja. Ada kantor terbuka, tempat untuk tugas-tugas pendek, tempat kolaborasi, tempat rapat, dan yang terpenting, coffee corner!
Area yang dulunya tempat pengumpulan minyak, kini diubah menjadi ruang kerja dengan elemen furnitur berwara jingga. Termasuk lantai mezzanine untuk ruang kerja yang membutuhkan konsentrasi dengan view ke arah luar. Di bawahnya ada ruang yang bisa dipakai untuk presentasi.

LocHal lebih dari perpustakaan biasa. Bukan hanya karena desainnya yang secara fisik melibatkan dan mengambil inspirasi dari unsur-unsur setempat, tapi keberadaan LocHal memperlihatkan, paling tidak, budaya baca dan budaya kerja masyarakat di wilayah itu, khususnya Tilburg. Kita benar-benar harus belajar tentang hal ini dari mereka. Bukan hanya dengan solusi kosmetik yang membalut bangunan-bangunan publik agar terlihat ‘lokal’. Lihat bagaimana LocHal menghargai nilai-nilai lokal mereka dan menunjukkannya.
Architect: CIVIC architects
Restoration architect: Braaksma & Roos architectenbureau
Interior concept and textiles: Inside Outside and TextielMuseum
Interior design: Mecanoo architecten
Design: 2016-2018
Realisation: 2018
Client: Bibliotheek Midden-Brabant and Kunstloc Brabant
Structural / mechanical / acoustic / lighting consultant: Arup, Amsterdam
Bisa nih d bikin d depo depok 😋
LikeLike
Nyari inspirasi ttg depok yg bs diangkat apa ya? Macet? 😁
LikeLike
Pintu sebelah kiriiiiii 🤣🤣
LikeLike
surga banget ini ……bisa mengabiskan berjam2 disini buat baca buku
LikeLike
Setuju! Bs kerja seharian disini. Nunggu diusir satpam br plg 😁
LikeLike
andai kan di semarang ada yang kayak gini,beuhhhh bisa buat me time ini kak, apalagi kalau tempatnya gak riuh rame…,
LikeLike
Kabarin kalo Semarang udh punya beginian ya. Saya pindah sana
LikeLiked by 1 person