ADA PERLINTASAN UNTUK PARA ‘RAKSASA’ DI JALAN TOL TRANS SUMATRA

Lebih dari 500 kilometer Jalan Tol Trans Sumatra (JTTS) yang dikerjakan PT. Hutama Karya (HK) telah beroperasi guna memperlancar arus barang dan menghidupkan titik-titik ekonomi di Pulau Sumatra. Terlepas dari segala manfaatnya bagi kepentingan manusia, proyek jalan tol ini juga memperhatikan keberlangsungan ekosistem di sekitarnya. Salah satunya adalah kenyamanan ‘penduduk asli’ yang rumahnya dilewati oleh jalan tol ini, yaitu para gajah.

Hutama Karya merancang konstruksi underpass pada beberapa ruas tol trans Sumatra yang menumpang pada habitat gajah dan bersinggungan dengan jalur perlintasan mamalia berhidung panjang tersebut. Underpass ini bertujuan agar para gajah dapat tetap bebas berkeliaran dan melintas di rumah mereka sendiri, namun tidak terlalu terganggu oleh para pengguna jalan tol. Mereka hanya perlu membiasakan diri dengan pilihan jalan yang lebih terbatas.

ADA JALUR UNTUK PARA RAKSASA DI JALAN TOL TRANS SUMATRA DSGNTALK ENGINEERING ECO BUMN HUTAMA KARYA
Foto : Hutama Karya

Ada dua ruas JTTS yang melintas di wilayah para gajah. Pertama adalaha ruas tol Pekanbaru-Dumai dan ruas tol Sigli-Banda Aceh. Di ruas tol Pekanbaru – Dumai, Hutama Karya membangun underpass perlintasan gajah menjadi 6 titik perlintasan. Titik pertama berada di Sungai Tekuana lokasinya di seksi 2 dan tidak jauh dari Pusat Latihan Gajah Minas di Kabupaten Siak. Di kawasan itu terdapat sedikitnya 13 gajah Sumatra liar. Sedangkan ima perlintasan lainnya berada di Seksi 4, dekat dengan Suaka Margasatwa Balai Raja. Sedangkan untuk di ruas tol Sigli-Banda Aceh yang masih dalam proses desain, Hutama Karya akan membangun underpass perlintasan gajah di seksi 1, yaitu antara Lembah Seulawah dan Padang Tiji. Di wilayah ini cukup banyak gajah liar yang masih melintas.

Penentuan titik-titik pembangunan underpass ini dilakukan berdasarkan hasil pengamatan dan analisa. Para pekerja Hutama Karya yang berada di lapangan beberapa kali melihat Gajah Sumatra liar secara langsung maupun jejak-jejaknya di lokasi pembangunan perlintasan gajah. Jalur itu kemudian ditandai dan di analisa kelayakannya sebagai titik pembangunan underpass. Jalur-jalur tersebut juga akan didesain khusus sesuai dengan habitat alaminya, agar gajah tidak merasa asing dengan rumahnya. Bahkan untuk semakin meyakinkan gajah untuk melintas di jalur perlitasan gajah ini, Hutama Karya juga mengembangkan konsep asli lingkungannya dengan menanam beberapa tanaman di sepanjang terowongan. Diperkirakan underpass gajah di JTTS dapat dilintasi hingga seratus ekor gajah.

ADA JALUR UNTUK PARA ‘RAKSASA’ DI JALAN TOL TRANS SUMATRA DSGNTALK ENGINEERING ECO BUMN HUTAMA KARYA 6
Foto : Hutama Karya

Belum cukup dengan itu, Hutama Karya juga bekerjasama dengan PT. Kojo untuk program Corporate Social Responsibility (CSR) mereka, dengan cara menanam pakan gajah di lahan seluas 5 hektar milik PT. Kojo yang berada di sekitar ruas Permai dari JTTS. Hal ini dilakukan untuk menjamin ketersediaan makanan bagi para gajah yang berada di wilayah tersebut.

Konstruksi Underpass Perlintasan Gajah (UPG) yang dibuat Hutama Karya mungkin tidak terlihat seindah konstruksi jembatan ikonik atau bangunan karya para arsitek. Keindahan konstruksi UPG menjadi indah dan istimewa karena maksud baik dan manfaatnya bagi para ‘penduduk asli’ yang rumahnya kita usik demi kepentingan pembangunan.

Leave a Reply

Fill in your details below or click an icon to log in:

WordPress.com Logo

You are commenting using your WordPress.com account. Log Out /  Change )

Twitter picture

You are commenting using your Twitter account. Log Out /  Change )

Facebook photo

You are commenting using your Facebook account. Log Out /  Change )

Connecting to %s

Create a website or blog at WordPress.com

Up ↑

%d bloggers like this: