Sebuah rumah peristirahatan dibangun di tengah hutan di Lake Tahoe, California. Kata ‘di tengah hutan’ benar-benar dalam arti sebenarnya. Bangunan ini meliuk di antara pohon-pohon, seperti hewan yang melintas tanpa mengubah apapun yang dilewatinya. Prinsip itulah yang coba dipegang oleh desainer dari Joongwon Architects dan Peripherie Design Studio dalam merancang bangunan yang diberi nama ‘Lighthus’, oleh sang pemilik yang juga terlibat dalam prosesnya.

Jika kita melihat gambar-gambar pra desain yang mereka punya, sangat jelas bahwa para arsitek yang terlibat dalam proyek ini, William Liow dan Sun Hyung Kim, sangat menghargai keberadaan pohon-pohon di lokasi. Padahal dengan menebang pohon, mereka bisa dengan mudah dan lebih bebas mengeksplorasi kemungkinan bentuk yang bisa diterapkan pada lahan seluas sekitar 557 meter persegi ini. Namun itu bukan pilihan mereka.


Area yang akan dibangun benar-benar mengikuti celah-celah yang ada antar pepohonan. Terhitung hanya ada 5 pohon kecil berdiameter tidak lebih dari 40 cm yang ditebang. Setelah itu barulah dibuat studi bentuk paling optimal dengan menggunakan program komputer. Hasilnya adalah gubahan massa yang terlihat aneh untuk sebuah bangunan. Maka bisa dibilang bahwa bangunan ini dibentuk oleh alam, oleh lingkungannya.


Bangunan ini menyandingkan pepohonan Larch Siberia di alam dengan bahan polikarbonat sintetis yang digunakan pada fasad bangunan. Kayu Larch sebagai pelapis eksterior menjamin ketahanan terhadap kondisi lingkungan tempat mereka berada, memudar seiring waktu untuk membaur dengan sekitarnya.


Beberapa skylight menambah jalan masuk cahaya untuk menerangi ruang di bawahnya. Peran skylight semakin penting mengingat kabin ini dikelilingi oleh pepohonan yang cukup rapat. Untungnya pohon Larch punya dahan yang tidak terlalu panjang. Pohon yang masih keluarga dengan pinus dan cemara ini cenderung tumbuh meruncing ke atas sehingga tidak terlalu rindang dan menutupi lantai hutan.

Interior kabin Lighthus didominasi, tentu saja, kayu. Dari mulai garasi yang luas, hingga kamar tidur di lantai atas. Ada dua kamar tidur dan dua kamar mandi di kabin ini. Keduanya berada di bagian belakang. Bersama garasi di depan adalah ruang-ruang servis seperti ruang cuci dan kamar mandi untuk penghuni kamar di lantai dua, karena letaknya tepat di hadapan tangga.


Selanjutnya ada dapur dengan island besar berwarna hitam, sengaja dibuat kontras dengan kitchen set yang berwarna putih. Meja makan dengan lima tempat duduk punya view ke taman kering tempat bak air hangat untuk berendam berada. Di dekatnya adalah living room yang dilengkapi perapian.


Kamar tidur utama berada di lantai dasar. Dari living room kita harus melewati lorong untuk mencapainya. Lorong berfungsi sebagai pemisah zona umum dan pribadi. Kamar tidur utama punya keistimewaan karena punya ‘beranda’ dan akses ke taman kering di luar.



Kabar baik bagi anda yang tertarik untuk merasakan tinggal di tempat keren ini, Kabin Lighthus disewakan untuk umum. Dari lokasi ini tamu cukup berjalan kaki untuk mencapai lingkungan kota, atau wilayah konservasi. Ingin suasana tenang, terpencil, atau membaur dengan orang lain, semua sama dekatnya. Salju di musim dingin akan menyajikan suasana berbeda yang bisa dinikmati dari balik jendela-jendela besarnya. Anda bisa langsung menghubungi William Liow, sang arsitek dan pemilik Lighthus, jika ingin merasakan tinggal di dalamnya.
