Produsen jam asal Swiss Girard-Perregaux, berkolaborasi dengan produsen otomotif terkemuka asal Inggris, Aston Martin, untuk menghasilkan ‘karya seni’ bernama Tourbillon with Three Flying Bridges – Aston Martin Edition. Koleksi perdana jam tangan mewah yang menandai dimulainya kemitraan kedua jenama ini hanya dibuat sebanyak 18 buah saja.
Sejak1791, produsen jam asal Swiss Girard-Perregaux telah menghasilkan ‘karya seni’ indah hingga sekarang. Sejarah panjang mereka dipenuhi dengan hasrat untuk selalu menghasilkan ‘pekerjaan tangan yang rumit dan indah’ demi mencapai kualitas terbaik dari Haute Horlogerie, istilah dalam bahasa Perancis yang dalam bahasa Inggris berarti ‘high-art of watchmaking’. Salah satu koleksi andalan mereka adalah ‘Bridge’. Dinamakan demikian karena seri ini pertama kali mengekspos elemen konstruksi mesin jam yang melintang seperti jembatan. Seperti kebanyakan elemen konstruksi pada desain lain,’ jembatan’ pada jam juga biasanya disembunyikan agar tidak terlihat. Namun Swiss Girard-Perregaux merasa elemen mirip jembatan ini justru menjadi nilai estetik jika diperlihatkan.
Termasuk pada jam hasil kemitraan mereka dengan Aston Martin yang dasarnya diambil dari seri Tourbillon with Three Flying Bridges, atau jam bersistem Tourbillon yang mengekspos tiga ‘jembatan’ tadi. Model terbaru ini merayakan kenangan akan jam saku ‘Three Bridges’ yang ikonik dari abad ke-19 dengan cara yang sangat kontemporer, hingga ke detail terkecil sekalipun. Termasuk strap/tali yang dibuat dari kulit buaya atau kulit anak sapi berwarna hitam dan menampilkan Rubber Alloy di tengahnya, sisipan karet inovatif yang disuntikkan emas putih. Desain strap ini dimaksudkan untuk membangkitkan kenangan akan mobil balap Aston Martin di masa lalu.


CEO dari Girard-Perregaux, Patrick Pruniaux, mengakui bahwa sangat jarang mereka melibatkan pihak lain untuk mereinterpretasi seri Three Bridges ini. Namun keunggulan Aston Martin soal desain adalah pengecualian yang layak buat mereka. “Saat melihat desain Aston Martin, Anda akan melihat gril depan khas perusahaan, yang pertama kali terlihat pada (mobil Aston Martin) DB Mark III akhir tahun 50-an. Demikian juga scoop dan side strake yang ada pada model-model yang lebih modern. Selain sebagai elemen fungsional untuk meningkatkan aliran udara, fitur ini juga sekaligus memperkaya tampilan keseluruhan setiap mobil,” puji Patrick Pruniaux pada kualitas desain Aston Martin.

Tetap menjunjung tinggi tradisi Girard-Perregaux, seri The Tourbillon with Three Flying Bridges – Aston Martin Edition memperlihatkan bagaimana desainnya dengan terampil memainkan proporsi dan bentuk yang sangat memanjakan estetika.
Rangka The Tourbillon with Three Flying Bridges – Aston Martin Edition terbuat dari titanium Grade 5 yang bukan hanya kuat, bersifat hypoallergenic, namun juga memiliki bobot yang ringan. Rangka tersebut dilapisi dengan DLC (Diamond-Like Carbon) hitam, yang memberikan tampilan misterius.

Ungkapan ‘making the invisible visible’ telah lama menjadi bagian sejarah Girard-Perregaux. Hal tersebut tetap ditunjukkan pada koleksi terbaru mereka ini. Rangkaian konstruksi mesin jam yang rumit dan indah tersebut dilindungi oleh Kristal Safir pada kedua sisi, depan dan belakang. Efek tembus pandang membuat keindahan rangkaian mesin semakin jelas terlihat karena seolah tidak ada plat utama sebagai alas, yang biasanya menjadi bagian belakang sebuah jam tangan. Mesin tersebut bertumpu pada ‘Tiga Jembatan’ melintang antara rangka, yang menjadi ciri khas Girard-Perregaux. Tiga Jembatan ini terbuat dari titanium dengan lapisan pelindung tipis berwarna hitam, yang dihasilkan dari proses PVD (Physical Vapor Deposition). Efek melayang pada The Tourbillon with Three Flying Bridges – Aston Martin Edition inilah yang memunculkan istilah ‘The Flying Bridges’.

Tourbillon sendiri adalah fitur penting yang menjaga akurasi pada jam mekanik. Pada jam mekanik konvensional (tanpa Tourbillon) di masa lalu, komponen-komponen penggerak yang ringkih seperti balance wheel, hairspring, escape wheel, dan pallet fork, disusun berderet. Tidak berada di satu tempat. Hal ini menyebabkan akurasi jam mekanik-yang pada masa lalu kebanyakan jam saku, menjadi terganggu. Diduga karena dampak guncangan dan gravitasi.
Pada 1795, Abraham-Louis Breguet membuat Tourbillon. Ia menumpuk balance wheel, hairspring, escape wheel, dan pallet fork, berada dalam sati tempat yang disebut sangkar tourbillon (tourbillon cage). Sangkar ini sendiri dibuat terus berputar secara konstan seiring pergerakan komponen-komponen tadi. Sangkar ini tidak menempel pada main plate, hanya porosnya saja, sehingga terlihat mengambang. Hal inilah yang kemudian mengurangi dampak dari guncangan dan gravitasi sehingga meningkatkan akurasi pada jam mekanik.
Pada Girard-Perregaux The Tourbillon with Three Flying Bridges – Aston Martin Edition, diameter sangkar tourbillon hanya 10mm, terdiri dari 79 komponen yang beratnya hanya 0,25 gram. Angka yang sangat rendah ini membantu mengurangi konsumsi energi.
Lingkaran yang terlihat berada di posisi jam 12 adalah barrel, tempat pegas utama berada. Barrel dibuat terbuka sehingga pegas utama yang melingkar-lingkar terlihat jelas. Apalagi rotor kecil yang terbuat dari emas putih diletakkan di bawah barrel, tidak seperti kebanyakan jam otomatis lain yang justru menutupinya. Pada sisi vertikal rotor kecil inilah terukir nama Aston Martin yang akan terlihat berpencar biru pada cahaya redup.

Keindahan jam tangan Girard-Perregaux ini juga memuaskan mitra kolaborasi mereka. ”Desain yang bagus adalah desain yang bagus, apakah itu jam tangan atau mobil, prinsipnya tetap sama. Saya senang dengan jam tangan yang sudah jadi ini. Saya mengucapkan selamat kepada semua orang yang bekerja pada proyek kolaborasi ini karena telah menghasilkan arloji yang sangat indah,” ujar Marek Reichman, Wakil Presiden Eksekutif dan Chief Creative Officer Aston Martin.

Leave a Reply