Di tengah lansekap kering Gurun Thar di wilayah Utara India, berdiri sebuah sekolah khusus perempuan bernama Rajkumari Ratnavati Girls’ School. Lebih dari 400 siswi berusia 5 hingga 16 tahun bersekolah di gedung yang dibangun dari material lokal, yaitu batu pasir. Arsitek asal New York, Diana Kellogg, memang merancang sekolah ini agar menyatu dengan lingkungannya, seolah ada ‘benteng’ yang tumbuh dari gurun ini sendiri.
Dalam tradisi budaya India, bentuk oval adalah salah satu simbol keperempuanan. Maka Diana tepat jika mengadopsi bentuk ini untuk gedung sekolah khusus perempuan di India. Bentuk oval juga memiliki makna ketidakterbatasan (infinity), karena tidak ada akhir dalam proses menuntut ilmu.
Batu pasir merupakan sumber daya alam setempat yang sudah sangat terkenal. Kota bersejarah Jaisalmer yang berada di dekatnya, dikenal sebagai ‘Kota Emas’ (Golden City) karena arsitektur bangunan dari batu pasir yang berwarna keemasan. Batu pasir Jaisalmer yang terkenal hingga Eropa inilah yang digunakan membentuk sekolah Rajkumari Ratnavati dengan tiga bagian berbentuk melingkar. Bagian pertama adalah dinding luar bangunan yang menjadi batas bangunan. Bagian kedua adalah dinding dalam yang bersama dinding luar membentuk ruang ruang-ruang kelas. Dan bagian ketiga adalah halaman berbentuk oval di tengah bangunan. Seluruhnya dibangun dengan batu pasir yang dibentuk dengan tangan.
Pada beberapa bagian dinding batu disusun dengan berjarak sehingga membuat lubang-lubang yang memungkinkan aliran udara melewati dinding sehingga menurunkan suhu di tengah bangunan. Begitu pula dengan clerestory di dinding ruang-ruang kelas atau dinding parapet di atap bangunan. Dinding parapet yang berlubang-lubang ini merupakan interpretasi dari ‘Kisi-kisi Jali’ yang merupakan ciri khas arsitektur bangunan di masa kerajaan Mughal.
Lantai atap dilapisi mosaik berwarna biru untuk memberi efek kontras dan kesan sejuk di antara bangunan batu pasir yang berwarna kekuningan ini. Seolah bangunan ini adalah oase di tengah gurun yang kering.
Atap bangunan merupakan area bermain ekstra bagi para siswi, selain lapangan di bawah. Untuk sampai ke atap bisa menggunakan tangga atau koridor ramp yang muncul di dekat instalasi panel surya yang memasok energi untuk lampu dan kipas. Instalasi panel surya di atap bukan satu-satunya cara bangunan ini mengurangi dampak terhadap lingkungan yang ditempatinya. Diana merancang bentuk bangunan berbentuk oval dengan orientasi dan bukaan yang memperhitungkan arah angin sehingga sekolah ini bisa mendinginkan dirinya secara pasif. Ia juga menerapkan sistem pemanen air yang mengumpulkan dan mendaur ulang air hujan yang jarang turun di wilayah ini. Bahkan menurut data, musim hujan efektif hanya berlangsung di bulan September-Oktober.
Panel surya yang memasok energi untuk lampu dan kipas dipasang ke struktur baja di atap bangunan. Panel surya itu sendiri berfungsi sebagai atap yang meneduhi area bermain seperti jungkat-jungkit, panjat-panjatan dan ayunan.
dsgntalk 
Leave a Reply