Penghuni bangunan ini tinggal di tengah hutan demi bisa menjalani gaya hidup berkelanjutan yang mereka pilih. Tentu perlu hunian istimewa yang mendukung hal tersebut. Biro desain Woonpioniers dipercaya untuk mewujudkannya. Lokasi kabin kayu bernama Indigo ini berada di tengah hutan di desa Barchem, Belanda. Tepatnya di kaki wilayah perbukitan Kaleberg di Belanda.
Indigo adalah model hunian modular keempat yang dibuat Woonpioniers. Mereka merancang hunian seperti ini sebagai modul hunian ramah lingkungan yang bisa dibangun di mana saja, dan bisa disesuaikan dengan kondisi lingkungan tempatnya berada. Dan yang satu ini berada di salah satu area terbuka di tengah hutan yang disewa oleh pemilik.

Rumah ini dibangun dengan menggunakan struktur kayu laminasi prefabrikasi demi meminimalkan limbah, biaya trasnportasi, waktu konstruksi, yang semuanya akan berpengaruh terhadap dampak lingkungan. Bahkan pondasi rumah ini terdiri dari balok beton prefab dan balok dermaga (pier blocks) yang diletakkan di atas tanah berpasir di bawahnya. Dengan cara ini, rumah yang berdiri di atas tanah sewa tidak meninggalkan jejak jika dipindahkan.

Indigo menawarkan banyak pilihan bentuk yang bisa dihasilkan dari kombinasi susunan modul prefabrikasi, sehingga setiap bangunan tidak terlihat sama.

Namun ada satu komponen yang selalu ada di setiap kombinasi yaitu bentuk atap runcing tinggi yang melengkung pada kedua sisi pertemuannya dengan dinding. Menurut para desainer Woonpioniers, lengkungan ini justru dirancang untuk memperkuat sudut kabin agar tidak diperlukan lagi penyangga sehingga menghasilkan ruang interior dengan layout terbuka.
Kabin Indigo terbagi menjadi dua zona, zona depan yang berisi living area dan zona belakang tempat kamar-kamar berada. Dengan ukuran ruang yang cukup luas, penghuni bisa leluasa mengatur fungsi ruang pada zona living area termasuk untuk meja makan dan dapur. Langit-langit yang tinggi menambah kesan luas zona ini. Dua buah skylight memastikan living area punya cukup asupan cahaya matahari. Ditambah lagi fasad bangunan yang seluruhnya terbuat dari kaca.


Zona depan dan belakang dipisahkan oleh ruang melintang seperti lorong, yang biasa digunakan penghuni untuk mengadakan acara.


Zona belakang bertingkat dua, memanfaatkan ketinggian langit-langit. Zona ini disebut juga ‘sleeping house’ karena menampung kamar-kamar tidur penghuni.



Woonpioniers memberi beberapa pilihan material pada model rumah prefabrikasi yang mereka rancang. Namun kayu tetap menjadi pilihan utama karena mampu memberi kesan menyatu dengan lingkungannya. Seperti pada rumah Indigo ini yang permukaan luarnya menggunakan kayu Larch yang dikenal kuat dan tahan cuaca. Pohon Larch biasa tumbuh di wilayah beriklim sedang dan dingin di Asia, Eropa, dan Amerika Utara. Sedangkan interiornya menggunakan kayu pinus.
Penyekat selulosa terjepit di antara balok-balok prefabrikasi yang modul satu sama lain dikencangkan dengan menggunakan sekrup agar lebih mudah saat pembongkaran ketika rumah mau dipindahkan atau di daur ulang.

Kabin Indigo dirancang sebagai bangunan ‘carbon-neutral’ dalam pengoperasiannya. Artinya, emisi karbon yang disebabkan olehnya telah diimbangi dengan jumlah penghematan karbon yang setara. Energinya dihasilkan dari sumber yang terbaharui. Panel surya dipasang pada bangunan penunjang di dekatnya, karena kabin ini berada di area yang teduh, sehingga kurang maksimal untuk menghasilkan energi listrik yang cukup.