Para desainer dari Fuzl Studio merancang furnitur yang dijamin bisa kita rakit sendiri di rumah tanpa petunjuk dan proses yang rumit. Tidak perlu obeng, palu, paku, mur, baut, ataupun lem. Furnitur dari kayu lapis pohon Birch ini disatukan dengan klip. Semudah itu kita memasangnya, semudah itu pula kita bisa melepasnya untuk disimpan, atau diubah menjadi bentuk lain. Dan yang pasti, tahan lama.
Furnitur yang dijual dalam bentuk komponen-komponen seperti ini dikenal dengan istilah flat-pack furniture, ready-to-assemble furniture, known-down furniture, atau self-assembly furniture. Pembeli harus merakit furnitur itu terlebih dulu sebelum bisa digunakan. Flat-pack furniture menjadi populer karena harganya yang lebih terjangkau dibanding furnitur jadi. Di Indonesia, furnitur seperti ini menjadi lebih populer sejak masuknya IKEA, jenama furnitur asal Swedia yang sudah lama dikenal dengan kualitas koleksi furnitur flat-pack mereka.

Inovasi yang dilakukan Fuzl Studio pada furnitur flat-pack mereka adalah penggunaan klip yang kuat dan tahan banting. Klip berwarna hitam ini diproduksi oleh Clip-Lok SimPak, perusahaan manufaktur asal Canada. Biasanya, klip baja seperti ini digunakan untuk mengunci peti kayu yang mengemas berbagai barang yang sedang dalam proses pengiriman ke seluruh dunia. Fuzl Studio kemudian memberi tugas baru pada klip-klip itu sebagai pengaku bagi konstruksi furnitur mereka.

Fuzl Studio membuat kursi, stool, bangku, juga meja dari kayu lapis yang dengan cepat bisa dirakit atau dibongkar kembali tanpa obeng, palu, paku, mur, baut, ataupun lem. Misalnya kursi yang terdiri dari beberapa bagian, dirakit dengan menggunakan enam buah klip. Masing-masing klip pada keempat kakinya, dua klip lagi pada sisi-sisi sandarannya.

Klip yang digunakan studio desain asal London pada koleksinya ini punya ketahanan yang tidak perlu diragukan. Klip yang sama telah melalui uji jatuh yang brutal, berton-ton gaya dinamis, bahkan menahan truk forklift. Mereka sangat kuat dan tahan lama, sehingga selama kayunya tidak rusak, maka sepanjang itulah usia furnitur ini. Usia pemakaian yang lama berarti mengurangi sampah.
Tidak disangka, sneakers ini dibuat dari ampas, biji, dan sisa-sisa pohon kopi.

Keberlanjutan memang menjadi perhatian utama Fuzl Studio. Kayu Birch yang digunakan sebagai bahan utama pun berasal dari hutan yang sudah tersertifikasi di Eropa. Bahkan kemasan pembungkus furnitur dibuat dari kardus daur ulang.
Desainer Mexico memanfaatkan ampas kopi untuk dijadikan meja dan stool bergaya modern yang keren

Furnitur ini diberi warna menggunakan minyak biji rami (linseed oil) yang diperkaya dengan pigmen. Hasilnya adalah lapisan semi transparan beragam warna yang tetap mempertahankan tekstur kayu. Ada yang berpendapat sebaiknya klip-klip pada furnitur dibuat tersembunyi. Namun Fuzl Studio sengaja tetap menampilkan mereka karena terlihat kontras dan memberi sentuhan industrial pada furnitur.
Melalui koleksi ini, Fuzl Studio ingin menghapus stereotip furnitur flat-pack sebagai furnitur murahan yang ringkih, tidak tahan lama, atau susah dirakit. Karena ‘kesalahan terbesar’ ketika membeli furnitur flat-pack adalah membayar orang lain untuk merakitnya.
Leave a Reply