Biro arsitek asal China, Atelier XUK, merenovasi gedung bekas sekolah yang dibangun pada tahun 70-an. Gedung yang sudah tidak terpakai ini menyimpan banyak kenangan indah bagi warga desa. Maka mereka berkolaborasi dengan sang arsitek untuk mempertahankan kenangan serta manfaat bangunan ini bagi masyarakat sekitar. Hasilnya adalah hotel bernama Lostvilla Qinyong Primary School.
Sebelum menjadi sekolah, bangunan ini pernah menjadi kuil bagi warga. Maka jelas bahwa bangunan ini sudah memiliki keterikatan sejak lama dengan masyarakat sekitarnya. Itu sebabnya Atelier XÜK berusaha mempertahankan sebanyak mungkin orisinalitas bangunan dalam proyek renovasi kali ini. Satu hal pasti yang ingin dipertahankan adalah struktur susunan batu yang membentuk dindingnya, sekaligus memberi tampilan khas dari sebuah periode arsitektur di wilayah tersebut.

Atelier XUK menggunakan kayu sebagai solusi pada proyek ini, supaya tidak perlu melubangi atau merusak dinding asli. Kita bisa melihat di setiap kamar ada tambahan konstruksi kayu untuk menyembunyikan jalur pemipaan dan kabel yang dibutuhkan. Bidang-bidang kayu juga didirikan untuk membentuk ruang-ruang baru sesuai kebutuhan hotel dengan 22 kamar ini.


Bagian atas ‘kotak’ kamar mandi dibuat tidak menyentuh langit-langit kamar supaya memudahkan bila suatu saat perlu dibongkar, tanpa merusak bangunan aslinya. Konstruksi kayu yang paling terlihat adalah area foyer Lostvilla Qinyong Primary School Hotel. Area publik ini kelihatan seperti kotak kayu yang menonjol dari tengah-tengah bangunan batu.


Semua pengerjaan kayu ini dikerjakan langsung di tempat oleh para tukang dan pengrajin lokal di sekitar wilayah Jiangnan. Pada puncak masa konstruksi, sekitar 50 tukang kayu bekerja berbarengan di proyek ini. Tiap kamar ditangani oleh dua orang tukang kayu untuk menyelesaikan interiornya.

Gedung tambahan yang berada di samping gedung utama, sebelumnya berfungsi sebagai area servis untuk sekolah. Sekarang gedung ini diubah menjadi tempat bagi café, ruang-ruang makan, dan kantin pada bagian rooftop-nya.

Kantin juga dibuat dengan konstruksi kayu dan memanfaatkan kekokohan struktur batu dari gedung di bawahnya. Selanjutnya digunakan baja ringan dan panel serat semen bergelombang sebagai penutup atap kantin. Gedung ini terhubung dengan gedung utama melalui jembatan serta tangga eksternal.

Tidak lengkap sebuah hotel tanpa kolam renang. Dengan konstruksi beton, area yang dulunya lapangan bermain siswa kini diubah menjadi kolam renang. Di sampingnya ada dek dari kayu bekas yang menjadi area duduk tepi kolam.

Keberadaan bangunan Lostvilla Qinyong Primary School Hotel saat ini bukan hanya membangkitkan kenangan masa lalu masyarakat sekitarnya. Warga juga menyaksikan bagaimana dengan keterlibatan mereka, bangunan tersebut bisa kembali ke masa kejayaannya. Suatu cerita indah tentang kuil, sekolah, dan hotel yang akan berlanjut ke generasi berikutnya.


Leave a Reply