Gaya hidup modern penghuninya mirip dengan kondisi salah satu wilayah paling bergengsi di Jakarta, Kemang, yang selalu sibuk. Di saat seperti itulah terkadang seseorang butuh sentuhan personal yang membuatnya kembali ke rumah. Keberadaan elemen yang bersifat personal juga mempengaruhi rasa nyaman seseorang. Itu sebabnya Ary Juwono menghadirkan sentuhan etnik pada unit apartemen modern ini.
Hunian dengan gaya modern menjadi pilihan paling pas untuk mendukung ritme hidup penghuninya pada unit apartemen tiga kamar ini. Dua kamar anak dan satu kamar tidur utama. Area penerimanya dibuat dengan mengolah dinding di depan pintu masuk. Ary menggunakan panel gipsum yang sedikit dipisah, sehingga bagian tengahnya membentuk ceruk dengan dinding yang ditutup batu bata merah. Desainer interior yang juga salah satu anggota ID 12 ini terinspirasi candi Plataran yang ia temui di Jawa Timur.

Dua buah piring dekorasi bermotif kawung tergantung di dinding itu. Hidden lamp di balik panel gipsum menegaskan perbedaan kedalaman dinding, pencahayaan dekorasi, dan menjadikan foyer ini sebagai focal point pertama yang berkesan.
Pada area yang sama sebagai pusat hunian, terdapat tiga fungsi ruang; Foyer, ruang kelularga, dan dapur. Susunan batu bata merah sebagai latar belakang kembali kita temui di ruang keluarga. Kali ini ditambahkan dengan pola wajik dari batu bata yang disusun lebih menonjol. Sentuhan etnik melalui kedua dinding bata ini menjadi cara menampilkan selera personal penghuni, sekaligus membuat dia nyaman dengan unsur-unsur yang akrab dengan dirinya sebagai orang Jawa.

Ary menggunakan warna-warna netral seperti abu-abu dan putih pada dinding juga lantai, untuk memenuhi keinginan penghuni akan hunian bergaya modern. Lantai menggunakan marmer putih sementara dinding dilapis wallpaper. Dinding dapur menggunakan marmer dengan pola alam yang berbeda dan berwarna lebih gelap. “Marmer juga berkesan mewah sehingga mampu mengangkat kualitas sebuah ruang,” ujar Ary tentang dinding dapurnya.

Sentuhan personal juga hadir di dapur melalui susunan ruangnya. Sebagai manusia modern dengan ritme hidup yang cepat, penghuni ingin bisa mengerjakan semuanya dengan ringkas dan efisien. Maka ia membutuhkan mesin cuci ada di dapur, sebagai satu-satunya area servis pada unit ini. Mungkin terlihat aneh bagi orang lain, namun itulah identitas hunian ini.
Ruang baca di sebelah dapur dibatasi dinding kaca untuk mengurangi bidang tertutup, sehingga memberi kesan lebih luas. Kebutuhan spesifik dari penghuni membuat Ary mengadakan ruang baca ini di tempat yang sebelumnya diperuntukkan sebagai area servis.

Dua kamar tidur anak serta satu kamar mandi ada di kedua sisi selasar dan kamar tidur utama di ujungnya. Meja rias berada di samping lemari pakaian yang pintu gesernya dilapis cermin. Ary membatasi area tempat tidur dan meja rias dengan partisi berpola kawung. Lagi-lagi Ary secara halus memberikan sentuhan etnik tanpa mengusik gaya modern kesukaan penghuni. Untuk menghadirkan suasana yang lebih hangat, parket dipilih untuk melapisi lantai ruang paling pribadi ini.

Leave a Reply