kOMPROMI TEMA JEPANG DAN SCANDINAVIA DI RUMAH PASANGAN ARSITEK

Menyaksikan dua kepala menjadi satu dalam satu desain selalu menarik untuk disimak. Hasilnya kali ini adalah sebuah rumah tinggal di kawasan Jakarta Barat. Pemiliknya pasangan arsitek yang kemudian mendirikan biro desain bersama. Namun keduanya berbeda selera konsep ruang yang ingin mereka alami di rumah baru mereka.

Proyek dikebut selama enam bulan, di sela-sela persiapan pernikahan kala itu. Renovasi nyaris total dari rumah lama masih menyisakan titik-titik pondasi. Bangunan dua lantai seluas 240 meter persegi berdiri di atas lahan seluas 160 meter persegi. Lantai satu terdiri dari satu kamar, ruang makan, dapur, ruang keluarga, satu kamar mandi, dan area servis di bagian belakang. Kamar tidur utama dan kamar anak berada di lantai dua.

KOMPROMI TEMA JEPANG DAN SCANDINAVIA DI RUMAH PASANGAN ARSITEK DSGNTALK INTERIOR DESAIN DESIGN HOME DECOR
Lensed by Syafril Hendro. (https://www.instagram.com/syafrilphoto/)

Sang istri, Stefanie menyukai gaya desain scandinavian, sementara sang suami, David, lebih menyukai gaya desain Jepang modern. Gaya scandinavian banyak terinspirasi dari warna-warna alam wilayah utara eropa tersebut. Rumah-rumah bergaya ini juga biasanya memiliki bukaan yang besar untuk menerima cahaya matahari sebanyak mungkin, karena wilayah Scandinavia yang dingin. Menurut Stefanie, gaya scandinavian memiliki ciri pada penggunaan warna netral seperti putih, hitam, dan abu-abu. Desain yang cenderung minimalis, fungsional namun tetap indah, serta tidak ada elemen yang berlebihan. Kalaupun ada yang menonjol, adalah aksen yang biasanya menjadi center point ruangan.

KOMPROMI TEMA JEPANG DAN SCANDINAVIA DI RUMAH PASANGAN ARSITEK DSGNTALK INTERIOR DESAIN DESIGN HOME DECOR
Lensed by Syafril Hendro. (https://www.instagram.com/syafrilphoto/)

Dinding ruang keluarga ditampilkan dengan batu bata ekspos berwarna putih. Sementara gaya Jepang memiliki ciri unsur alam yang dominan, bentuk yang simetris dan kotak-kotak, desain minimalis, serta penggunaan lantai kayu. Kedua gaya ini memiliki kesamaan soal fungsionalitas dan efisiensi ruang. “Kita bisa melihat penerapan gaya scandinavian pada penggunaan warna secara keseluruhan yang netral dan monochrome. Lalu ditambah dengan adanya aksen-aksen, accessories on point yang fungsional dan bentuk menarik seperti jam dinding yang besar serta kepala rusa.

KOMPROMI TEMA JEPANG DAN SCANDINAVIA DI RUMAH PASANGAN ARSITEK DSGNTALK INTERIOR DESAIN DESIGN HOME DECOR
Lensed by Syafril Hendro. (https://www.instagram.com/syafrilphoto/)

Sementara gaya Jepang kami tampilkan dengan penggunaan lantai kayu, jendela kotak-kotak, serta penggunaan furnitur dengan aksen kayu,” jelas arsitek lulusan Universitas Tarumanegara ini. Untungnya kedua gaya tersebut memiliki kesamaan dari segi material yang digunakan, kayu, sehingga tidak banyak elemen yang ditampilkan.

Kedua arsitek ini masih bisa menampilkan sentuhan personal masing-masing pada beberapa bagian rumah. Kegemaran keduanya pada musik terlihat dari piano yang biasa digunakan Stefanie, berada di area bawah tangga. Sementara David memajang koleksi gitar akustiknya pada dinding ekspos batu bata putih di tangga. Deretan kabel sling baja menjaga keselamatan di tepian tangga sekaligus menjadi elemen dekoratif. Tujuh buah talenan kayu digantung sebagai bagian dekorasi dinding ruang makan bersama dengan jam besar pada sisi lainnya. Bagi Anda yang ingin menggabungkan dua buah gaya pada hunian, inspirasi dari kedua desainer ini bisa Anda terapkan.

KOMPROMI TEMA JEPANG DAN SCANDINAVIA DI RUMAH PASANGAN ARSITEK DSGNTALK INTERIOR DESAIN DESIGN HOME DECOR
Lensed by Syafril Hendro. (https://www.instagram.com/syafrilphoto/)

Leave a Reply

Fill in your details below or click an icon to log in:

WordPress.com Logo

You are commenting using your WordPress.com account. Log Out /  Change )

Facebook photo

You are commenting using your Facebook account. Log Out /  Change )

Connecting to %s

Create a website or blog at WordPress.com

Up ↑

%d bloggers like this: