Desainer interior Ary Juwono diminta merancang interior sebuah unit contoh dari rumah tahan gempa hasil kerjasama pengembang ternama, Ciputra, dan pengembang asal Jepang, Toyota Housing Indonesia. Karena rumah-rumah ini dibuat untuk para ekspatriat asal Jepang, maka Ary Juwono mengambil inspirasi dari salah satu tradisi mereka, yaitu Shibori.
Rumah tahan gempa ini dibangun tanpa batu bata atau hebel sehingga ketebalan dinding berkurang. Rangka baja yang kaku dan kokoh ditutup partisi dan bahan insulasi panas berkualitas di dalamnya. Hasilnya, radiasi panas tidak sampai menembus ke dalam rumah dan menjamin kenyamanan penghuni.

Pada lantai dasar ada ruang-ruang bersama seperti ruang keluarga, ruang makan, dapur, dan sebuah ruang baca. Ruang keluarga dirancang dengan ceiling yang tinggi untuk memenuhi kebutuhan penghawaan dan pencahayaan yang baik. Pada bagian depannya ada pintu geser kaca yang punya akses ke teras.

Sementara pada ruang makan yang berada di dekatnya, punya pintu geser serupa dengan akses ke taman belakang. Jadi bila kedua pintu tersebut dibuka, udara akan mengalir melintasi ruangan. Kedua bukaan tadi, ditambah jendela-jendela kecil di bagian atas dinding ruang keluarga, menjamin cahaya alami cukup menerangi interior saat siang hari.

Merancang bukaan- bukaan pada dinding harus diperhitungkan dengan matang, karena di dalamnya ada rangka baja yang akan terlihat jika salah perhitungan. Ruang kerja atau ruang baca juga bisa difungsikan sebagai kamar tidur tamu. Itu sebabnya Ary juwono memilih sofa bed sebagai salah satu furnitur pengisi ruang ini.

Shibori adalah salah satu teknik pembuatan motif pada kain tradisional Jepang. Warna yang digunakan pada teknik celup ini biasanya biru. Ary Juwono memadukan inspirasi ini dengan ekspos kayu dengan finishing natural. Pemakaian kayu seperti ini juga umum pada rumah-rumah di Jepang, yang berangkat dari rumah tradisional mereka. Melalui Shibori dan kayu, Ary berharap bisa menghadirkan suasana ‘rumah’ bagi para ekspatriat itu. Di dapur, Ary Juwono memadukan motif alami kayu pada kitchen set dengan motif alami dari dinding marmer. Walau begitu banyak motif dan pola yang
terlihat, namun tidak terasa kesan ‘penuh’ dan berlebihan di dapur mungil ini. Salah satunya mungkin karena Ary memilih marmer berwarna abu-abu yang cenderung bersifat netral. Ary bahkan punya informasi dan tips untuk Anda yang ingin
mengenal karakter warna abu-abu dan menggunakannya pada interior.

Di samping dapur, ada tangga yang mengantar ke lantai dua, tempat ruang-ruang yang lebih privat berada. Di lantai ini, Ary Juwono mengangkat sisi personal dari hunian di Jepang, yang mungkin tidak ditemui di tempat lain. “Salah satu kebiasaan orang Jepang yang ingin saya pertahankan di rumah ini adalah ruang untuk para laki-laki menghabiskan waktu pribadi mereka. Biasanya ruang ini dipakai untuk nge-game. Kami membuatlantai-lantai mezanine yang mewadahi fungsi tersebut,” jelas Ary Juwono kepada dsgntalk. Ada dua ruang yang dimaksud. Satu di ujung selasar lantai dua, satu lagi di dalam kamar tidur. Keduanya bisa dicapai dengan tangga yang juga berfungsi sebagai rak penyimpanan. Efisiensi ruang seperti ini juga lazim diterapkan pada hunian di Jepang.

Kombinasi warna biru dari Shibori dan guratan alami kayu juga hadir di kedua kamar tidur. Beberapa dihadirkan melalui elemen dekorasi yang identik dengan budaya Jepang seperti Yukata dan Koinobori.
Desainer Interior : Ary Juwono, A2J
Fotografer : Yudi D Hertanto
Lokasi : CitraRaya Tangerang
Klo bhs Indonesia namanya jumputan
LikeLike