Sebuah sekolah asrama di Brazil memenangkan RIBA International Prize 2018, penghargaan dua tahunan yang diberikan kepada bangunan yang unggul secara desain, ambisi arsitektur, dan berdampak positif bagi masyarakatnya. Lalu apa yang membuat bangunan rancangan Aleph Zero dan Rosenbaum yang berada di dekat sungai Javaés ini memenuhi kriteria di atas?
Semua berawal dari cara para arsitek itu merespon lokasi proyek, menghargainya, menggali kekuatan nilai-nilai lokal, dan menggunakan/melibatkannya dalam perancangan bangunan di tepian Sungai Javaés ini.

Jadi ini bukan hanya soal bentuk yang bombastis, estetika ekspos material, atau ketinggian yang menjulang. Unsur keterlibatan-sosial-budaya dari warga lokal di kawasan tersebut- memberi pengaruh yang sangat besar pada sebagian besar solusi arsitektur Sekolah Asrama Canuanã yang dirancang untuk menampung 540 siswa ini. Dalam bahasa sederhana, bangunan ini sangat kontekstual terhadap lokasi, dalam berbagai aspek. Salah satunya karena penerapan metodologi Gente Transforma-yang dicetuskan oleh Rosenbaum- pada proyek ini. Gente Transforma adalah proyek penggunaan desain untuk ‘menelanjangi’ jiwa Brasil, menyelami budaya masyarakat yang membentuk negara tropis ini.

Asrama siswa dan siswi dipisahkan cukup jauh, seolah masing-masing sebuah kampung yang bertetangga. Hunian para siswa dan siswi ini bukan lagi bangsal besar, namun terdiri dari 45 unit yang masing-masing ditempati enam orang, dengan tempat tidur tingkat, ruang penyimpanan dan ruang cuci pribadi yang cukup luas.


Unit-unit ini kemudian dikelompokkan lima-lima, yang tersusun di sekeliling tiga teras lebar yang juga menjadi taman, lengkap dengan tumbuh-tumbuhan tropis lokal. Keberadaan taman juga mengurangi hawa panas dan mengendalikan kelembaban udara, serta menjadi tempat para siswa berkumpul dan bersosialisasi. Pada taman yang berada di tengah massa bangunan terdapat kolam ikan yang akan menampung limpahan air hujan dari atap. Jika musim hujan datang, air yang berlebih akan dialirkan kembali ke sungai Javaés di dekatnya.


Pada masing-masing blok hunian (yang terdiri dari lima unit), tersedia area interaksi yang berbeda-beda. Ada yang berupa ruang tv, area baca, balkon, ruang untuk beristirahat dengan hammock, atau ruang bermain. Keberadaan ruang-ruang rekreasi ini penting untuk meningkatkan kualitas hidup siswa secara keseluruhan dan ikatan emosional mereka dengan sekolah ini.

Atap metalik tipis berwarna putih ditopang oleh struktur kayu yang ringan dengan modul 5,9 x 5,9 meter. Atap dan penyusunan modul struktur bangunan tersebut membentuk ruang peralihan antara dalam dan luar, berfungsi sebagai beranda besar yang memperlihatkan cakrawala dan membingkai pemandangan tumbuhan di luar dan di dalam bangunan.

Pemilihan kayu eucalyptus sebagai elemen struktural didasari oleh keserbagunaannya, pra-fabrikasi dan karakteristik yang berkelanjutan, sebagai tanggapan terhadap perlunya mempercepat konstruksi dan meminimalkan gangguan terhadap fungsi sekolah.

Bahan bangunan lainnya adalah batu bata yang dibuat dari tanah setempat demi mengurangi jejak karbon akibat distribusinya. Batu bata ini digunakan sebagai dalam bentuk dinding bata yang rapat, atau sebagai kisi-kisi bata untuk memberikan ventilasi dan menyamarkan area cuci. Teknik dan pola penyusunannya sama dengan yang dilakukan masyarakat setempat selama ini, dari generasi ke generasi.


Riba kan dilarang sama agama pak 🤔🤔
LikeLike
Tinggal tinju meja lima kali sambil ngomel2, bs jd halal.
LikeLike