Beberapa tahun lalu rumah di kawasan Kemang – Jakarta ini menjadi cara Elite Grahacipta untuk memamerkan koleksi mereka secara langsung pada hunian. Kala itu, desainer interior Shirley Gouw menata rumah yang sebelumnya dihuni oleh pecinta benda-benda seni. Ia tidak sepenuhnya mengubah karakter rumah ini, termasuk bentuk fisiknya. “Tidak ada renovasi besar, hanya facelift untuk bagian dalam rumah dan re-layout tata letak furniturnya,” ujar Shirley.
Perubahan yang jelas terlihat pada warna dinding interior. Shirley menceritakan bahwa dinding rumah sebelumnya banyak menggunakan warna-warna kontras seperti merah dan biru, serta banyaknya rak kaca membuat kesan sempit pada. Shirley kemudian menaikkan ketinggian plafon interior hingga hampir 4 meter, ditambah penggunaan floor-to-ceiling window yang menambah kesan luas dan memungkinkan lebih banyak cahaya alami dari luar masuk ke dalam. Shirley mengaku terinspirasi dari model soho loft apartment di New York.

Pemilihan warna yang tepat juga mengubah suasana rumah ini. “Gradasi warna abu-abu saya gunakan untuk semua ruang di rumah ini. Warna abu-abu muda diaplikasikan pada ruang-ruang general agar lebih terlihat luas dan lapang. Warna ini juga memberi kesan teduh serta pas sebagai kanvas bagi lukisan-lukisan yang dipajang di dinding. Saya memilih konsep yang sama pada semua ruang di rumah ini. Bukan saja sebagai hunian tetapi juga sebagai galeri,” jelas Shirley Gouw.

Karena Shirley merancang interior bangunan seluas 800 m² ini juga sebagai showroom, maka ia merasa harus ekstra cermat dalam memilih komponen koleksi yang ingin ditampilkan, sekaligus sesuai dengan konsep perancangan. “ Sengaja saya pilih koleksi furnitur, lighting dan aksesori dari Elite Grahacipta yang simple dan clean-cut, bernuansa eklektik dengan sentuhan modern,” jelas Shirley Gouw. Untuk warna untuk furnitur seperti sofa dan commode, ia lebih memilih warna-warna netral sepert off-white, krem dan putih gading.



Bukan hanya warna, material yang digunakan juga menjadi pertimbangan Shirley Gouw untuk menghadirkan detail pada penataan. “Saya pilih leather, seperti pada detail lampu chandelier ‘Ralph Laurent’ di atas meja makan. Meja dan kursi makan juga menggunakan pelapis kulit dengan motif emboss kulit buaya,” jelas Shirley. Detail yang lebih klasik sebelumnya ia hadirkan melalui aksesori seperti cermin besar dengan finishing silver off-white pada family room.

Ketika konsep soho loft diterapkan pada iklim tropis, Shirley memilih konsep taman kering untuk halaman rumah. Nuansa hijaunya ia hadirkan melalui taman-taman vertikal di dinding halaman. Kehadiran unsur air melalui kolam renang melengkapi karakter unik rumah ini.




Kusen etniknya malah bikin keren gan
LikeLike
Iya ya. Jd ada aksen yg beda
LikeLike