Pertama kali mengetahui bahwa Crown Group dipimpin oleh seorang arsitek dan seorang ahli konstruksi, saya berharap banyak pada proyek-proyek mereka. Dua orang itu adalah Iwan Sunito dan Paul Sathio. Ibaratnya, Crown sudah punya dream team secara visi, desain, dan teknik konstruksi, untuk membangun apapun yang mereka mau. Maka ketika Crown Group mengumumkan bahwa proyek mereka selanjutnya melibatkan Kengo Kuma, saya merasa bahwa mereka mulai menapaki tingkat yang memang seharusnya mereka berada. Kita sebut saja, tingkatnya para ‘Master’.

Mastery by Crown Group, karya terbaru Crown Group ini berlokasi di 48 O’Dea Avenue Waterloo, Sydney, Australia. Sebuah area yang identik dengan kawasan industri pinggiran yang tidak memiliki karakter. Bersama dengan arsitek Koichi Takada, Iwan Sunito berbagi visi mereka untuk menjadikan kawasan Waterloo sebuah oasis perkotaan yang hijau dengan budaya lokal yang dinamis. “Kami memiliki visi yang menarik untuk area kota ini, yang dapat memperkaya daya tariknya sebagai tujuan gaya hidup. Inti dari transformasi ini adalah untuk membangun dan menumbuhkan komunitas baru di Waterloo, yang berfokus pada gaya hidup resor dan hubungan mendalam dengan alam, ” jelas Iwan Sunito.

Waterloo saat ini menjadi pilihan bagi para orang-orang muda kreatif untuk tinggal atau bekerja. “Seperti kita tahu, kemana pun orang-orang muda pindah, mereka akan menciptakan budaya baru di tempat tersebut,” tambah Iwan Sunito tentang Waterloo. Koichi Takada bukan orang lain bagi Crown Group. Ia telah merancang Arc by Crown Group, Skye by Crown Group, Infinity by Crown Group, dan yang terbaru adalah Mastery by Crown Group.

Visi Iwan Sunito dan Koichi tadi bertemu dengan ide Kengo Kuma tentang ‘hutan susun’. Iwan Sunito sendiri yang datang ke Jepang untuk menemui Kuma, dan memintanya untuk ikut merancang desain proyek baru ini. “Untuk mencapai visi monumental ini, kami berkolaborasi dengan sosok idola saya, arsitek asal Jepang yang sangat dihormati, Kengo Kuma. Ini adalah sebuah kehormatan besar bagi semua anggota Crown Group,” ujar Iwan Sunito. Legenda hidup arsitek ini merancang Mastery by Crown Group dengan eksterior yang didominasi kayu untuk merevolusi cakrawala Waterloo.

Hutan kota adalah inti dari tema bangunan yang menginspirasi tersebut. Kengo Kuma ingin menghubungkan para penghuninya dengan alam, dan menghidupkan salah satu hal yang ia yakini; “Selalu ada hubungan antara alam dengan manusia. Tetapi arsitektur yang baik tidak berusaha untuk memperbaiki alam. Sebaliknya, ia bergerak dengan alam dan selalu membina dengan baik hubungan tersebut.” Dengan fasad yang tertutup tanaman di setiap sisinya, kesan ‘keras ‘ dari bangunan akan memudar, sekaligus memberi citra baru pada kawasan ini. “Massa bangunan menara yang tinggi dengan mulus bertransformasi menjadi berundak di bagian bawah, untuk menciptakan keintiman antara skala gedung dengan skala jalan yang lebih rendah,” tambah sang maestro. Mastery by Crown Group adalah proyek menara hunian pertama Kengo Kuma di Australia.

Mastery by Crown Group akan terdiri dari 384 unit apartemen mewah, dengan fasilitas penghuni bergaya resor termasuk kolam renang tanpa batas yang menjorok di puncak menara, ruang olahraga dan ruang komunitas, serta area ritel di lantai dasar yang terdiri dari campuran restoran, kafe dan pertokoan. Mastery by Crown Group terdiri dari lima menara hunian. Bangunan paling tinggi adalah menara hunian 19 lantai dirancang oleh Kengo Kuma. Tiga menara hunian lain dirancang Koichi Takada, sementara menara hunian terakhir dikerjakan oleh perusahaan asal Australia, Silvester Fuller, yang menambahkan perspektif lokal yang unik untuk keseluruhan proyek.


Konstruksi bangunan-bangunan rendah rencananya akan selesai pada Oktober 2020, sementara menara yang lebih tinggi akan selesai setahun kemudian. Tapi jangan sedih, mulai 17 November ini Anda sudah mulai bisa membeli sebagian unit di Mastery by Crown Group. Tipe studio, unit terkecil yang tersedia, ditawarkan dengan harga sekitar 5,9 miliar rupiah. Jika Anda ingin yang lebih istimewa, penthouse di menara hunian karya Kengo Kuma ditawarkan mulai 45-50 miliar rupiah. Itupun hanya ada 3 unit. Semoga beruntung.

Next project pake salah satu arsitek ini dong paakk 😋
LikeLike