Desainer asal Jepang, Yuichiro Imafuku, merancang interior sebuah restoran Jepang di tengah pusat bisnis kota Beijing, Cina. Sang klien, Dongshang, meminta Imafuku Architects untuk menghadirkan elemen-elemen yang umum di budaya kedua negara, Jepang dan Cina, pada ruang dalam dan ruang luar di restoran seluas 240 meter persegi ini.
Imafuku memilih bambu sebagai elemen tersebut. Tamu diajak untuk melewati ‘hutan bambu’ terlebih dulu, sebagai area peralihan dari suasana luar yang ramai menuju ruang dalam yang lebih tenang dan intim. Batang-batang bambu disusun menutupi dinding lorong, dan pada bagian ceiling dibuat melengkung. Pada bagian lain Dongshang, Imafuku menggunakan fitur pencahayaan yang di balik susunan bambu pada ceiling, sehingga terlihat seperti cahaya matahari yang masuk menembus rapatnya daun-daun bambu.

Area ruang makan Dongshang juga dikelilingi dengan dinding serta kanopi dari batang-batang bambu berdiameter 3cm yang menggantung di atas area makan. Botol minuman dipajang di belakang bar, disusun pada rak yang terbuat dari baja hitam dan bambu yang tersusun vertikal di sekeliling rak tersebut.
Kita bisa melihat bambu sebagai material tradisional yang secara berulang diekspos dan dikombinasi dengan material lain yang lebih dominan seperti kuningan, terrazzo, batu granit hitam, atau baja hitam.
Ruang privat dilengkapi dengan panel-panel akustik untuk keperluan karaoke atau seminar, tanpa mengganggu dan terganggu suasana area makan


Ceiling bambunya kece kakk… Bangunan d Indonesia ada gak y yg begini
LikeLike
Ada. Yuk mampir ke rumah saya
LikeLike
Kalau d negara saya, setiap ada pohon bambu pasti ada kuburan kak
LikeLike
Anda pasti dari negara api, yg menghancurkan rumah saya kan?
LikeLike
Saya dari Atlantis pak, negara yg hilang
LikeLike