Apakah Anda orang yang menyukai detail? Jika iya, maka Anda pasti senang mampir ke Javier, salah satu showroom di lantai tiga gedung Jakarta Design Center, seperti yang kami lakukan. Melalui Javier, Lim Martin sang pemilik, benar-benar menunjukkan kemampuan perusahaannya sebagai kontraktor desain interior. Baik dari segi kreativitas maupun teknik pengerjaan. Bukan hanya koleksi furniturnya, justru dinding-dinding di Javier yang ‘berbicara’ banyak.
Lim Martin langsung memulai dengan instalasi panel-panel dengan motif dan pola ukiran yang melimpah di sisi kanan dan kiri pintu masuk showroom Javier. “Kami memperlihatkan paduan keakuratan dan presisi pengerjaan mesin, dengan kerumitan pengerjaan ukiran dengan tangan,” jelas Martin. Jika dicermati, pada panel-panel sederhana sekalipun kita bisa mendapati detail yang unik. Misalnya ukiran yang membentuk jalur selebar hanya satu milimeter dengan penampang berbentuk trapesium. Jalur-jalur tersebut kemudian bertemu dengan sambungan yang presisi dan rapi. “Kami bisa saja membuat ukirannya lebih lebar atau penampangnya rata seperti ukiran kebanyakan. Tapi kalau bisa sulit, mengapa mengerjakan desain yang mudah?”, tanya Martin tanpa butuh jawaban.
Masih di bagian depan, kita bisa melihat panel ukiran bergaya Maroko yang membuat kita geleng-geleng. Anda harus menghampiri dan melihatnya dari dekat baru bisa membayangkan kerumitan pembuatannya. “Pengerjaan satu panel ini bisa memakan waktu enam sampai delapan bulan,” buka Martin tentang panel yang menggabungkan motif Maroko dengan ukiran tradisional ini. Panel ini ia rancang karena tergugah melihat kediaman beberapa kliennya. “Kadang klien membuat ruang keluarga, ruang makan, ruang tidur, bahkan kamar mandi dengan desain yang sangat mewah. Tapi begitu untuk mushola justru biasa-biasa saja desainnya. Padahal mushola adalah tempat kita bersembahyang menghadap Tuhan. Harusnya dibuat lebih serius,” jelas pria yang juga membawa Serip Organic Lighting ke Indonesia ini.
Jika pada pintu masuk kita bisa melihat Martin menampilkan teknik marquetry dengan pola kubus, di bagian dalam ada teknik serupa yang menghasilkan bentuk seperti bulu burung merak. ‘Burung merak’ berwarna hitam ini terlihat berkilau mengikuti arah kita melihatnya dan datangnya cahaya. “Veneer dijahit satu persatu dengan kemiringan berbeda supaya uratnya kayunya terlihat agak mekar, lalu diberi finishing spesial agar terlihat seperti gradasi tiga dimensi,” jelas Martin tentang teknik pembuatannya.
Para desainer yang pernah datang melihatnya jadi tertantang dan berpikir untuk membuat bentuk-bentuk lain. “Itu yang kami inginkan. Bukan hanya memamerkan hasil-hasil buatan kami agar orang kagum, tapi bagaimana para desainer bisa muncul dengan ide-ide lebih gila,” tambah Martin.
Kita bisa melihat panel-panel bergaya modern hingga klasik saat mengelilingi showroom Javier. Martin memperlihatkan detail-detail yang tidak terpikirkan bahkan pada panel yang sederhana sekalipun. Ada dua buah meja yang detail permukaannya menggunakan lapisan kulit ikan pari atau pun kulit trigger fish.
Di bagian lain showroom terdapat panel putih yang cantik dengan barisan ratusan kristal swarowski yang tertanam rapi. “Javier bermain dengan berbagai macam material, teknik yang bahkan sebelumnya belum pernah kami kerjakan. Daripada hanya bercerita, kami tunjukkan semuanya di showroom ini – apa yang bisa kami buat dan seperti apa kualitas serta kerapihan hasilnya,” tegas Martin.


Mahaall yyeeess
LikeLike
Hihihi..ga berani nanya 😁😅😁
LikeLike