Abi pertama kali memberi tahu tentang rumah ini saat kami ngobrol di kopi Sana, kedai kopi miliknya, di kawasan Panglima Polim beberapa bulan lalu. Ia bilang akan pindah dari apartemennya ke rumah di kawasan Radio Dalam yang kala itu masih dalam proses pembangunan. Sekarang rumah ini sudah selesai. Luas bangunannya 100 meter persegi dengan lebar hanya 3,5 meter! Mari kita lihat bagaimana arsitek bernama lengkap Abimantra Pradhana ini ‘menyelipkan’ ruang hidup untuk keluarga kecilnya di tengah kota Jakarta Selatan.
Masalah klise untuk hunian di perkotaan adalah lahan yang terbatas. Maka Abi tidak mau menyia-nyiakan lahan seluas 56 meter persegi demi berada di tengah kota, dekat dengan tempat-tempat aktivitas hariannya. Salah satunya sebagai arsitek di Ago Architect yang ia dirikan bersama Osrithalita Gabriela.

Strategi pembagian program ruang menempatkan kamar tidur utama terletak di lantai paling bawah sehingga memiliki luasan ruang yang cukup dan nyaman untuk jangka panjang. Memusatkan fungsi LDK (Living-Dining-Kitchen) berupa ruang keluarga dengan double height ceiling, ruang makan dan dapur, serta laundry area di lantai 2, sekaligus menjadi pengikat aktivitas di rumah ini. Kamar anak berada di lantai 3 dengan ketinggian ceiling 3 meter.
Berbagai interpretasi baru tentang arsitektur dan ruang muncul menjawab berbagai keterbatasan. Sebuah rumah mungil yang mempertanyakan kembali kebutuhan dan pemahaman ruang-ruang pada rumah tinggal konvensional. Sebuah promosi tentang konsep compact living, ketika desain rumah tersebut terintegrasi dan dapat beradaptasi dengan kebutuhan penggunanya.

Posisi lahan yang menghadap Barat, menuntut sang arsitek untuk merespon dengan desain yang tepat. Area service dan toilet/kamar mandi diletakkan di bagian belakang bangunan yang menghadap sisi Timur. Sementara muka bangunan didesain dengan sistem double-facades yang sebagai upaya untuk mereduksi panas matahari sore dari arah Barat. Ruang-antara yang tercipta sekaligus berfungsi sebagai area transisi (teras) rumah.
-
Analisa orientasi matahari pada tapak. Design : Ago Architect -
Potongan rumah 3500 milimeter. Design : Ago Architect
Untuk menghasilkan efisiensi ruang, interior tanpa sekat terintegrasi dengan perencanaan perabotan sistem plug-in, sekaligus membuka kemungkinan perubahan fungsi di masa yang akan datang. Dan pastinya setiap barang bisa tersimpan dengan rapih.
Interior rumah memiliki ketinggian yang berbeda-beda sehingga memberikan rasa ruang dan skala ruang yang berbeda di tiap lantai. Karena rumah ini memiliki 3 lantai, maka desain tangga sebagai jalur sirkulasi vertikal perlu mendapat perhatian khusus. Rumah ini punya tiga desain tangga yang berbeda. Tujuannya untuk memberi pengalaman berbeda dan tidak monoton.

Skylight yang menerus dari atap bangunan hingga ke kamar utama di lantai dasar, merupakan upaya memaksimalkan masuknya cahaya alami ke dalam bangunan yang memanjang ke belakang ini.

Abi bukan hanya punya banyak siasat soal ruang, tapi juga bagaimana menyiasati harga konstruksi yang mahal. Ia memilih material yang dapat di pra-fabrikasi sehingga mempercepat waktu pengerjaan. Untuk memastikan proses konstruksi bangunan terintegrasi dan efisien, pekerjaan konstruksi dibagi menjadi 4 pekerjaan konstruksi utama dengan vendor yang berbeda; pekerjaan sipil (pondasi, struktur, lantai), dinding panel superfoam M-System, pekerjaan besi (pintu, jendela, fasade, dan tangga), dan furniture sistem plug-in.


Tidak semua orang bisa hidup nyaman pada lingkungan ‘seluas’ ini. Tapi rumah adalah tentang memenuhi kebutuhan penghuninya. Dan rumah ini bukan hanya tentang seorang arsitek menghasilkan ruang bagi keluarganya, tapi juga menjadi inspirasi dan solusi dari harapan ribuan orang lain yang ingin punya tempat tinggal layak di tengah kota yang semakin padat, seperti Jakarta.


Principal Architect: Abimantra Pradhana
Project Architect : Leo Pratama
Lokasi : Jakarta Selatan, DKI Jakarta, Indonesia
Luas Tanah : 56m2
Luas Bangunan : 100m2
Tahun Terbangun : 2018
Leave a Reply