Sebuah restoran Jepang punya konsep Nabe mereka sendiri, dengan kuah kaldu yang khas dan konon berkhasiat. Walau demikian, kita tidak akan membahas tentang makanannya, tapi interiornya yang didesain oleh Yasumichi Morita, Desainer dan pendiri biro desain Glamorous. Biro ini didirikan di Tokyo pada tahun 2000 dan telah mendapat berbagai penghargaan seperti SEGD Global Design Award, A’ Design Award and Competition, Design For Asia Awards, the International Hotel and Property Awards, International Property Awards, The London Lifestyle Awards, the Andrew Martin Interior Designers of the Year Awards, dan banyak lagi. Mari kembali ke restoran ini. Namanya Bijin Nabe.
Tamu yang datang langsung disambut lorong panjang dengan pencahayaan redup. Namun diujung lorong itu terlihat suasana yang lebih semarak, membuat orang semakin penasaran. “Lorong tersebut memang dirancang untuk menaikkan ekspektasi tamu yang melihat ke dalam restoran. Secara teknis, jalan masuk berbentuk lorong ini juga memaksimalkan ruang untuk area,” jelas Morita. Ia memanfaatkan ceiling yang tinggi untuk membuat chandelier yang sangat besar. Di antara chandelier ini terselip beberapa lampion tradisional Jepang berwarna biru dan lonceng-lonceng warna emas berbentuk bulat yang mengingatkan kita pada momen perayaan-perayaan di sana.

“Kami memilih kayu untuk menghadirkan suasana perayaan di kuil Shinto. Warna putih alami dari kayu-kayu ini membuat kita merasakan inspirasi khas Jepang,” jelas Morita tentang pemilihan kayu sebagai material dekorasi yang utama di restoran ini. “Di bagian belakang ada pos pendingin makanan yang menjaga makanan tetap segar dan memberi kesan layaknya mengambil langsung di pasar,” tambahnya.




Konsep utama interior Bijin Nabe adalah sebuah ruang penuh getaran energi yang mendorong pengunjungnya untuk menikmati makanan bersama-sama. Semaraknya interior diharap bisa membangkitkan gairah, semangat, menghilangkan gundah para tamu. Pengunjung akan menikmati Nabe panas dalam suasana seperti itu. Bijin Nabe berkapasitas sekitar 150 orang, termasuk dua ruang VIP yang berada di bagian belakang restoran. Walau cukup luas, jangan harap Anda bisa datang begitu saja di pada akhir pekan dan langsung dapat tempat duduk.

“Kami mengambil pola klasik dari kimono dan sabuk obi tradisional untuk kisi-kisi kayu dekoratif, tepatnya dari pola kain celup berwarna indigo yang biasa digunakan pada kimono dan selempangnya di waktu perayaan. Di bagian belakang sandaran kursi, sabuk kimono tadi kami jahit menyatu sebagai dekorasi untuk mendukung suasana perayaan tradisional di Jepang,” jelas pria kelahiran Osaka ini.

Paduan warna indigo dan emas menghasilkan suasana yang mewah dan elegan pada restoran yang berlokasi di Plaza Senayan ini. Sementara kayu berwarna putih, memberi keseimbangan dengan kesan sederhana dan alami yang ditampilkannya. Morita sukses membuat interior yang semarak namun di sisi lain tetap terasa tenang. Itu menurut saya.
Biji sapa
LikeLike
Nabe. Temennya kakek Sugiono
LikeLike
keren desainnya kalau arsitektur jepang
LikeLike
Kapan ya bs liat2 lgsng ke Jepang? 😁
LikeLike